Sabtu, 22 Januari 2011

ETIKA PERGAULAN



Etika pergaulan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Mantan PM Lee Kuan Yew pernah mengeluarkan statemen bahwa uang tidak bisa membeli perilaku seseorang untuk bisa sopan.  Ini berarti bahwa makna pentingnya etika dalam pergaulan tidak bisa dilakukan dengan mudahnya seperti membalikkan telapak tangan. Ada sesuatu yang harus diketahui dan dijadikan kesepakatan bersama, sehingga dalam suatu komunitas terjalin perilaku yang sopan. Etika pergaulan harus diterapkan agar kita diterima oleh suatu kelompok atau komunitas yang berbeda dengan kita.
Dalam etika tidak ada sanksi hukumnya dan penghargaan. Misalkan kita tidak menyapa dengan orang yang kita jumpai di jalan, tidak ada pasal yang dilanggar, tetapi ini tetap merupakan sesuatu yang salah. Kemudian kita berjalan dengan sangat sopan juga tidak ada imbalan. Hal ini lah yang menyebabkan etika seringkali disepelekan. Padahal kalau bisa memahami etika pergaulan dengan baik, kita akan bisa dengan mudah berbaur dengan masyarakat. Artinya dalam pergaulan sosial, bila kita bisa kena di hati, itu sesuatu yang mahal sekali. Dalam dunia bisnis, ini sesuatu yang sangat berharga. Bukan pada isi yang kita sajikan, tapi pada etika yang kita mainkan. Kita ini adalah manusia yang mempunyai lima panca indera, tidak seperti mesin.


1. Etika berhubungan dengan pimpinan
Bagaimana sebaiknya berhubungan dengan boss, misalkan kita sudah berusaha sopan tapi si boss justru tidak peduli (cuek) dengan kesopanan kita ?

Kejadian seperti ini sangat sering terjadi dan merupakan hal yang biasa karena status atau kedudukan akan mempengaruhi pola perilaku. Karena posisi kita sebagai bawahan, maka akan berusaha seramah mungkin. Tapi sebagai seorang boss, kalau terlalu ramah justru akan menurunkan wibawa.
Etika sebetulnya merupakan penerapan dari right and justice. Ada dua belah pihak yang mengatakan bahwa itu harus terjadi dan ada titik temunya. Saya dikatakan benar atau adil, bila yang saya lakukan itu adil juga buat orang lain. Saya memanggil seseorang itu merupakan hak, tapi seringkali mengurangi kenyamanan pihak lain. Pendekatan struktural selalu demikian. Pimpinan selalu benar dan tidak boleh salah. Tetapi yang salah selalu di fihak bawahan dan hanya berhak mendengar. Tapi hal ini dalam komunikasi organisasi tidak cocok. Ini menyadarkan kita pada satu mekanisme berkomunikasi dengan penuh tata krama, yang menjadi prasyarat untuk menghasilkan tujuan bersama.


2. Beradaptasi dengan orang yang berbeda prinsip
Saya mengalami kesulitan saat beradaptasi dengan lingkungan baru, terutama dengan orang yang berbeda prinsip, ego saya muncul.

Kalau kita ingin diterima dan disenangi oleh fihak lain, maka kita juga harus bisa menerima pihak lain. Dalam interaksi yang seimbang atau setara kita tidak bisa merasa lebih atau kurang dari yang lain. Bahkan kalau kita bicara soal etika, kita harus selalu berusaha untuk bisa menyenangkan orang lain. Konsep dasarnya adalah always want to give some body. Kalau ego kita selalu dominan dan jika ada yang berbeda prinsip dengan kita dianggap selalu jelek, maka ini akan menyebabkan kita tidak bisa mengikuti situasi yang selalu berkembang dengan cepat ini. Misalnya, kita di sini menerapkan etika pergaulan dalam forum kerja. Maka ketika di luar, bagaimana kita menggunakannya dengan para klien.
Jadi etika pergaulan itu selalu berubah dan bagaimana kita menerapkannya dengan lingkungan, akan menjadi kunci yang sangat penting. Kita harus bisa menghargai pihak lain yang setara dengan kita. Kita berhubungan dengan pihak lain secara etis, tidak bermaksud agar status kita jadi lebih tinggi, tapi tujuan kita tercapai atau tidak. Kalau sekedar menunjukkan bahwa saya lebih hebat, ini bukan tujuan berkomunikasi yang mutualistik atau saling menguntungkan.


3. Berhubungan dengan orang yang lebih senior
Sebagai seorang atasan, bagaimana “memanggil” seseorang yang lebih senior atau lebih tua, yang  secara hierarki berada di bawah saya. Apakah harus face to face atau via telpon ?

Saat ini usia tidak bisa dijadikan alasan untuk menentukan jenjang karir, karena suatu posisi jabatan bisa ditentukan dari pendidikan atau expert yang dimiliki. Ada satu contoh pengalaman, seorang direktur sebuah RS kebetulan hanya dokter biasa, padahal bawahannya banyak yang profesor bahkan ada juga dosennya sewaktu kuliah. Kemudian suatu saat ada masalah dengan bawahannya tadi. Yang dilakukannya adalah mendatangi secara langsung dan diajak ngobrol dari hati ke hati tentang permasalahannya. Dengan cara ini si bawahan akan luluh karena didatangi secara personal. Jadi  bukan what she is, tapi intinya bukan apa yang dia katakan tapi pada keberadaan dia. Jadi kalau Anda ada masalah jangan lewat memo atau pesan, tapi sebaiknya Anda datangi langsung dan apa yang Anda sampaikan, akan jauh lebih bernilai dibanding dengan membuat surat yang sopan. Kalau dikembalikan dalam filosofi jawa dipangku mati. Kalau suasana sudah mulai cair akan lebih enak. Sering yang menjadi persoalan adalah suasana yang masih kaku.


4. Komunikasi tidak seimbang
Bagaimana jika komunikasi yang terjadi hanya menyenangkan salah satu fihak, sedangkan yang lain dikecewakan?

Ini sangat mungkin terjadi, terutama di lingkungan rumah sakit. Dokter selalu berada dalam posisi powerful dan sebagai pasien kita tidak bisa memaksakan. Kalau berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dan powerless seperti ini, kita harus bisa menerima atau tidak. Yang dimaksudkan dalam etika pergaulan adalah bagaimana kita bisa memahami lingkungan yang setiap saat bisa berganti dengan yang baru. Jangan membayangkan etika pergaulan di Indonesia itu semua sama.
Perusahaan multi nasional akan berbeda dengan perusahaan tradisional. Meskipun jumlah pegawainya sama, tapi pola pergaulannya jelas berbeda. Oleh sebab itu, kalau kita mau masuk ke suatu komunitas, kita harus mengetahui di sana ada apa agar yang kita harapkan bisa terjadi.


5. Haruskah mengikuti aturan mereka?
Dalam bergaul apakah kita harus secara utuh mengikuti aturan yang mereka terapkan?

Kalau hal ini diterapkan, maka akan terjadi keanehan-keanehan. Misalnya saat makan, kita tidak biasa memakai garpu atau memakai serbet di paha. Jadi dimana kita berada, kita harus bisa memahami situasi seperti itu. Dalam sebuah lagu ada lirik yang mengatakan bahwa dunia ini panggung sandiwara. Dan dalam etika pergaulan hal ini juga berlaku. Tetapi ini tidak berarti melunturkan idealisme atau keyakinan kita. Namun sebetulnya itu hanya protokoler atau tata krama saja supaya kita menghormati fihak lain.
Kalau kita bisa bermain dengan bagus, maka kita akan bisa menemukan keuntungan tapi mereka tidak merasa sudah memberikan keuntungan pada kita. Karena kita bisa mengemasnya tidak hanya sekedar jamuan makan, tapi justru banyak deal yang bisa kita dapatkan. Di situlah kekuatannya, bila kita bisa memperhatikan etika dalam berbagai pergaulan.


6. Orang dengan perangai buruk justru disukai?
Orang yang perangainya buruk dan tidak mempunyai etika saat ini justru mempunyai banyak teman, ada stigma bahwa dia tidak basa-basi. Apa memang  karena jamannya atau bagaimana?

Era informasi adalah era mengurangi ketidakpastian, yang muncul saat kita tidak berbelit-belit. Kalau berbelit-belit maka ketidakpastiannya menjadi tinggi. Dalam era informasi ketidakpastian dikurangi, sehingga ngomong berbelit-belit juga tidak disukai. Tapi juga tidak berarti lantas sangat singkat dan pendek. Kalau dalam bahasa surat tetap ada pendahuluan, isi dan baru penutup. Kalau tanpa pendahuluan dan langsung isi, maka yang diajak bicara akan bingung. Pendahuluan bisa digunakan untuk mencairkan suasana dan menemukan titik temu untuk bisa masuk. Tetapi kalau pendahuluannya terlalu banyak juga membosankan. Hal ini terjadi dalam dunia bisnis dan etika pergaulan kantor. Namun yang agak vulgar adalah dunia politik. Dunia politik lebih mengutamakan kepentingan, kalau sudah tidak ada kecocokan, maka lebih baik putus hubungan.


7. Bergaul dengan anak jalanan
Bagaimana cara bergaul dengan anak jalanan yang tidak kita ketahui kepribadiannya, sedangkan kita hidup di lingkungan yang dekat dengan mereka.

Anak jalanan juga manusia biasa, yang mempunyai hati nurani dan kepekaan. Namun selama ini seringkali dianggap tidak ada. Untuk bisa masuk ke wilayah mereka, kita bisa menggunakan sense of humor yang tinggi. Baik sekali, bila kita bisa diterima dengan baik oleh semua komponen masyarakat. Dengan mereka, jangan bicara yang terlalu tinggi atau yang normatif karena mereka tidak suka. Tapi kita akan mendapat simpati kalau bicara yang ringan dengan humor dan guyonan yang sesuai.
Jangan dibayangkan kalau kita mendapat simpati dari atasan akan lebih baik dari anak jalanan. Kalau kita mendapat simpati anak jalanan juga akan membuat kita bangga. Ini berarti siapapun kita, harus bisa menghormati dan memberi apresiasi yang baik. Bahkan dengan kalangan manapun, misalkan dengan satpam kita juga harus bisa mendekati mereka. Tapi jangan sampai kebablasan, ramah tetapi tetap mempunyai tata krama dengan mau berkorban duluan menyapa. Misalkan kita berjalan dan ada satpam yang sedang duduk, kita menyapa dulu. Setelah itu tanpa kita tahu pun, mereka akan menyapa kita duluan.
Namun seringkali kita tidak bisa memainkan peranan kita seperti apa. Rasa egois kita sering muncul. Etika pergaulan dapat difahami kalau kita mempunyai wawasan yang luas. Semakin luas wawasan, kita akan makin faham dan kalau kita mau membuka diri dengan lebih dulu menyapa adalah bukan suatu kesalahan. Ada pendapat yang salah bahwa seorang pemimpin itu harus selalu belakangan.


8. Tips menempatkan diri
Bagaimana bisa menempatkan diri dalam beretiket .

Kalau kita menerapkan ilmu banyak memberi, maka akan  banyak pihak yang senang dengan kita. Tapi kalau inginnya banyak menerima, maka yang jelas kita tidak akan bisa menjadi orang yang tulus. Memberi lebih utama, dan dalam berinteraksi atau komunikasi hal ini juga berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar